[simple_crumbs root="Home" /]

Kata Pengantar

Di permulaan abad ini, kita menghadapi suatu momen sejarah yang bersifat paradoks dan ditandai dengan krisis perubahan. Pengujian ketat atas ideologi warisan abad ke-19 mengakibatkan semakin lunturnya kepercayaan manusia akan positivisme keilmuan, evolusi komunisme, maupun eksistensialisme. Seiring dengan kevakuman dan ketidak-pastian abad ini, kebudayaan timur mulai mengalami kekeringan tradisi feodalisme dan kegoncangan aksiologi moralitas kunonya. Mereka mulai terbangun dari ketahyulan optimisme Marxisme. Memasuki era modernisasi, kebangunan spiritual ternyata tidak siap mengimbangi kebangkitan ekonomi yang drastis. Selain itu arus demokratisasi dan daya tarik teknologi Barat bagi kaum intelektual semakin menambah kerumitan momen sejarah abad ini.

Sejak abad Pencerahan, teologi Barat telah turut dicemari oleh semangat kepercayaan humanisme. Mereka menolak kedudukan wahyu dan metafisika, dan menaklukkan diri pada rasio dan sifat hati manusia yang berdosa. Kepercayaan sedemikian mengalihkan fokus iman Kristen hanya kepada teladan moral Kristus dengan membuang keilahian-Nya. Mereka juga mewarisi metodologi yang didasarkan atas evolusi historis yang mengurung diri dalam relativisme dan membawa kepada jalan buntu tanpa kuasa penebusan Kristus. Keadaan ini semakin melumpuhkan kekristenan untuk menangkis serangan dan tantangan arus dunia ini. Meskipun kaum Injili pernah menyatakan kesetiaannya dan membentuk gerakan yang tidak dapat diabaikan, namun semuanya itu segera diredupkan oleh doktrin yang dangkal dan arus sensasional gerakan karismatik. Ketidakberdayaan ini semakin menjadi suatu fenomena global di akhir abad ke-20.

Mengamati seluruh gejala ini, kita dipanggil untuk menetapkan kembali kepercayaan yang teguh, akar iman yang berdasarkan wahyu Allah, teologi dan penginjilan yang setia pada Alkitab, dan semangat serta intisari apologetika ortodoks untuk mengarahkan, memimpin dan menilai kebudayaan. Kita tidak dapat mengelakkan diri dari panggilan ini.

Dengan demikian kami mendirikan STT Reformed Injili Internasional.

id_IDIndonesian